LAPORAN WAWANCARA - UAS KELOMPOK 11
LAPORAN HASIL WAWANCARA
Hari/ Tanggal : Senin, 17 Juli 2023
Waktu Pelaksanaan : 16.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : Rumah Bapak/Ibu RT, Ciracas, Jakarta Timur
Narasumber 1 : Ibu Maimunah – Ketua PKK dan Istri dari Pak RT 001
Narasumber 2 : Bapak Sudanto – Ketua RT 009
Pewawancara : - Arienda Karenina (2201025013)
- Aprischa Ajeng Martiana (2201025144)
Topik Wawancara : Implementasi Tauhid Dalam Lingkup Masyarakat
Hasil Wawancara
Bidodata Narasumber 1
Nama : Ibu Maimunah
Umur : 58 Tahun
Jabatan : Ketua PKK dan Istri dari Pak RT 001
Pada suatu wawancara yang penuh kehangatan ini, kami berkesempatan berbicara dengan Ibu Maimunah, seorang wanita yang gigih dan berdedikasi sebagai Ketua PKK sekaligus istri dari Bapak RT 01 RW 05. Usianya yang sudah menginjak 58 tahun tidak menyurutkan semangatnya dalam memimpin dan menggerakkan kegiatan keagamaan dan sosial di lingkungannya.
Ibu Maimunah menjelaskan tentang beragam kegiatan keagamaan yang dilakukan di lingkungan masyarakatnya. Di antaranya, ada majelis taklim yang diadakan setiap seminggu sekali dihari jumat untuk para ibu-ibu, serta pengajian yang berbeda jadwalnya untuk anak-anak(TPA), dan pengajian remaja. Pengajian untuk para bapak-bapak diadakan di masjid dan mushola yang sudah berdiri lebih dahulu di bawah unit mereka.
Dalam bidang sosial dan keamanan, Ibu Maimunah memaparkan berbagai kegiatan yang telah mereka lakukan. Meskipun saat ini tidak ada ronda malam, tetapi mereka memiliki petugas keamanan sendiri dan bekerjasama dengan masyarakat dalam kondisi tertentu. Kegiatan social ini meliputi kerja bakti, pengumpulan limbah, dan pembuatan pupuk kompos dari limbah tertentu. Mereka juga memiliki program kesehatan seperti Posyandu dan Pos Windu untuk lansia.
Motivasi Ibu Maimunah dalam membentuk dan mendukung kegiatan ini sangatlah jelas. Sebagai pemimpin masyarakat, beliau merasa berkewajiban untuk memotivasi warga dan menggerakkan mereka dalam kegiatan positif. Beliau percaya bahwa kegiatan keagamaan yang bagus akan membentuk perilaku dan sifat yang baik dalam diri masyarakat.
Ibu Maimunah juga berbagi cerita tentang awal terbentuknya pengajian rutin dan TPA di lingkungannya. Pengajian untuk anak-anak sudah berlangsung sejak lama dan mengalami kelanjutan dari generasi ke generasi. Pengajian untuk remaja dan pemuda diaktifkan oleh pemuda-pemuda setempat yang sangat berperan dalam menggerakkan kegiatan tersebut.
Meskipun Ibu Maimunah menyebutkan bahwa tidak ada rintangan berat dalam menjalankan kegiatan tersebut, beliau mengakui bahwa terkadang perlu melakukan upaya ekstra untuk memotivasi anak-anak dan remaja yang kadang naik turun moodnya. Salah satu rintangan lainnya adalah dukungan finansial, namun mereka mengatasi hal ini dengan inisiatif seperti celengan sedekah dan kampung sedekah. Jadi, ibu Maimunah membagikan celengan ke setiap rumah warga kemudian setiap bulannya dipick up lalu uang tersebut dibelikan sembako dan dapat ditebus dengan harga yang cukup murah
Ketika ditanya tentang warga yang enggan ikut kerja bakti, Ibu Maimunah tidak memaksakan atau memberikan hukuman. Sebaliknya, mereka diundang untuk makan bersama dan menciptakan kebersamaan dalam kegiatan sosial.
Dalam menghadapi situasi-situasi seperti tawuran, Ibu Maimunah selalu berusaha untuk menghindari bentrokan dan menghimbau warga untuk masuk ke dalam rumah masing-masing. Jika ada situasi yang memerlukan penanganan lebih lanjut, beliau bekerjasama dengan pihak kepolisian atau instansi terkait.
Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dari kegiatan-kegiatan ini sangat beragam. Anak-anak dan remaja mendapatkan bimbingan dan ilmu agama dari pengajian yang rutin diadakan. Selain itu, kegiatan sosial seperti kerja bakti juga meningkatkan rasa kebersamaan dan kebahagiaan di kalangan warga. Pengumpulan limbah dan pembuatan pupuk kompos membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan memberikan manfaat ekonomi bagi warga.
Dengan harapan dan proyeksi ke depan, Ibu Maimunah berharap lebih banyak lagi warga yang aktif dan terlibat dalam kegiatan keagamaan. Kebersamaan dan kepedulian diharapkan akan semakin tumbuh dan memperkuat kualitas kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Hasil dari wawancara ini menggambarkan sosok Ibu Maimunah sebagai pemimpin yang peduli dan berdedikasi dalam membangun dan menggerakkan kegiatan keagamaan dan sosial di lingkungannya. Semangatnya yang tinggi dan kepedulian terhadap masyarakat menjadi inspirasi bagi warga lainnya untuk ikut berpartisipasi dan berbuat baik demi kebaikan bersama.
Dokumentasi
Biodata Narasumber 2
Nama : Sudanto
Umur : 60 Tahun
Jabatan : Ketua RT 009
Pada sebuah lingkungan di Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, terdapat RT 009 RW 02 yang dipimpin oleh seorang ketua bernama pak Sudanto, yang usianya kini mencapai 60 tahun. Dalam perannya sebagaiketua RT, pak Sudanto mendorong dan mengorganisir berbagai kegiatan keagamaan yang bertujuan untuk mempererat hubungan antarwarga dan menjaga kebersamaan di lingkungannya.
Salah satu kegiatan yang sering dilakukan adalah kerja bakti rutin, yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Warga diajak bersama-sama membersihkan dan merawat lingkungan sekitar, sehingga lingkungan tetap bersih dan nyaman untuk dihuni. Selain itu, mereka juga mengadakan arisan RT setiap bulan untuk menjaga silaturahmi dan keakraban antarwarga.
Dalam aspek keamanan,Pak Sudanto memperkerjakan petugas keamanan di lingkungan komplek tersebut. Setiap malam, ada penjagaan dari jam 09.00 hingga jam 05.00 pagi untuk memastikan lingkungan tetap aman.
Motivasi pak Sudanto untuk menjalankan kegiatan tersebut adalah agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dan terjaga kerukunan di antara warga. Dengan seringnya pertemuan rutin, warga menjadi lebih akrab dan terhindar dari konflik atau perselisihan, seperti perkelahian atau masalah-masalah kecil sehari-hari.
Proses pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pemberitahuan kepada warga mengenai jadwal dan tujuan kegiatan. Misalnya, untuk kerja bakti, warga diundang dan berkumpul di lokasi yang akan dibersihkan dengan membawa alat-alat kerja bakti. Sedangkan untuk arisan RT, pemberitahuan diberikan agar warga tahu tempat dan waktu acara.
Namun, dalam menjalankan kegiatan tersebut, pak Sudanto menghadapi berbagai rintangan. Salah satunya adalah tingginya tingkat ketidakdisiplinan sebagian warga yang kadang enggan mengikuti kerja bakti pada hari Minggu pagi. Untuk mengatasi hal ini, pak Sudanto menggunakan pendekatan persuasif dengan menyelenggarakan sarapan pagi bersama dan minum kopi agar warga tergugah untuk berpartisipasi.
Meskipun ada warga yang enggan ikut, pak Sudanto tidak memberikan hukuman atau punishment. Beliau lebih memilih untuk memberikan dorongan dan himbauan agar warga lebih peduli dan mengerti pentingnya partisipasi dalam kegiatan tersebut. Terkadang, pak Sudanto juga menggunakan pendekatan yang lebih pribadi, seperti menegur dengan sopan ketika ada warga yang membutuhkan bantuan atau layanan dari beliau.
Dalam menghadapi rintangan, pak Sudanto mencari solusi dengan menggunakan pendekatan yang lebih dekat dan penuh perhatian kepada warga yang enggan ikut serta. Beliau berusaha untuk menghilangkan rasa malu mereka dengan cara memperlihatkan kerja bakti di depan rumah mereka, sehingga warga tersebut merasa termotivasi untuk turut serta.
Contoh konkret keberhasilan yang pernah diatasi oleh pak Sudanto adalah masalah saluran air yang tersumbat dan tergenang. Meskipun tidak dapat sepenuhnya mengatasi masalah tersebut, pak Sudanto berhasil membujuk warga untuk membersihkan lumpur dan sampah-sampah yang ada di sekitar saluran. Selain itu, beliau juga berkoordinasi dengan pihak pemerintah untuk mendapatkan bantuan dalam menangani perbaikan saluran air dan tembok yang rusak.
Akibat dari partisipasi warga dalam kegiatan keagamaan ini, lingkungan menjadi lebih bersih dan tertata dengan baik. Sampah berkurang, warga lebih akrab, dan tingkat keprihatinan masyarakat terhadap lingkungannya meningkat.
Dengan harapan untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut dari pemerintah daerah, pak Sudanto berupaya untuk memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah di lingkungannya. Beliau berharap agar kegiatan keagamaan yang telah dilakukan dapat memberikan manfaat yang lebih besar dan meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat setempat.
Dokumentasi
Penutup
Demikianlah laporan hasil wawancara ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Kami selaku anggota kelompok memohon maaf apabila terdapat kesalahan serta kekurangan dalam hasil wawancara ini. Semoga laporan hasil wawancara ini dapat menjadi acuan atau motivasi bagi masyarakat terkait implementasi tauhid di lingkup masyarakat.
Link Youtube
https://youtu.be/XPyRhghcZ2o
Komentar
Posting Komentar