RESUME 5 JURNAL Ragam Keyakinan dalam Kehidupan Manusia
1. Sumber: digilib.uinsgd.ac.id
Masalah Dalam kehidupn sehari-hari manusia tidak lepas dari agama, bahkan suatu bangsa yang primitive pun sama tidak lepas dari persoalan agama, karena dengan beragama, manusia mampu mengendalikan alam semesta ini.
Agama di pandang sebagai kepercayaan yang memiliki banyak ragam keercayaan dari suku yang berbeda-beda yang tetap dibutuhkan manusia karena dianggapnya mampu memeberikan makna pada kehidupannya, diyakini pula bahwa agama dapat memeberikan kelangsungan hidup sesudah mati.
Agama wahyu merupakan agama yang bersumber pada wahyu Tuhan, sedangkan agama duniawi merupakan hasil akal pikiran manusia.
Untuk mencapai hal tersebut ajaran dan petunjuk bagi para penganut agama untuk bisa selamat dari api neraka dalam kehidupan setelah mati, merupakan sesuatu yang ditawarkan agama sebagai sebuah sistem keyakinan.
Karena itu keyakinan keagamaan dapat dilihat sebagai orientasi pada masa yang akan datang, dengan cara mengikuti kewajiban-kewajiban keagamaan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan agama yang dianut dan diyakini kebenarannya oleh para penganut agama tersebut.
Agama sebagai sistem keyakinan juga dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sitem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan dan menjadi pendorong dan penggerak.
Manusia beragama akan mengakui bahwa agama dapat menghadirkan sesuatu yang sakral, dan kesakralan itulah yang kemudian melahirkan upacara keagamaan dalam bentuk pemujaan-pemujaan dan penyembahan.
Hidupnya masih dekat dengan alam belum disentuh oleh ekses-ekses peradaban modern, dunia mereka penuh dengan kekuatan-kekuatan ghaib (Peurseun, 1988 : 35) Bentuk masyarakat sederhana yang homogen dan mempunyai sistem kepercayaan yang dilengkapi dengan upcara-upacara keagamaan tersebut salah satunya adalah masyarakat Kampung Naga, selain itu namanya dikenal juga dengan masyarakat kampung Adat Naga, karena mereka memiliki adat istiadat yang dipertahankan dan tidak dapat ditinggalkan begitu saja, bahkan diwariskan secara turun temurun kepada generasi penerusnya.
Masyarakat tersebut merupakan salah satu dari sejumlah masyarakat yang masih berpegang teguh terhadap tradisi adat leluhurnya.
Kehidupan keberagamaannya belum semaju masyarakat di luar Kampung Naga, masyarakatnya, masih memadukan unsur-unsur budaya dengan ajaran Islam, sehingga masyarakat Kampung Naga bisa dikategorikan sebagai masyarakat adat yang masih berpegang teguh terhadap tradisi leluhurnya serta Islam sebagai agama yang dianutnya dipahami sesuai kemampuannya....
Islam yang mereka anut tentu, merupakan tradisi yang diwariskan dari leluhurnya, sehingga Agama Islam yang berkembang disana bisa jadi berbeda dengan yang berkembang di luar kampung Adat Naga.
Masyarakat adat kampung Naga dalam melaksanakan kehidupannya juga, ditandai dengan cara mengadakan upacara-upacara keagamaan yang dilaksanakan setelah panen, menyambut tahun Hijriah, siklus hidup yang lain, seperti (kelahiran, khitanan, pernikahan, kematian dll).
Berdasarkan fenomena yang ada dalam masyarakat adat Kampung Naga tersebut, maka bisa disebutkan bahwa kepercayaan yang mereka anut merupakan hasil pewarisan yang diturunkan oleh leluhurnya, yang bisa jadi terdapat perbedaan dengan masyarakat di luar kampung adat.
2. Judul jurnal : Moderasi Beragama dalam Keberagaman Indonesia
Penulis : Agus Akhmadi
Dalam masyarakat multibudaya yang demikian, sering terjadi ketegangan dan konflik antar kelompok budaya dan berdampak pada keharmonisan hidup.
Tujuan penulisan ini adalah membahas keragaman budaya bangsa Indonesia, moderasi beragama dalam keragaman dan peran penyuluh agama dalam mewujudkan kedamaian bangsa Indonesia.
Keragaman seperti keragaman budaya, latar belakang keluarga, agama, dan etnis tersebut saling berinteraksi dalam komunitas masyarakat Indonesia.
Keragaman suku, ras, agama, perbedaan bahasa dan nilai-nilai hidup yang terjadi di Indonesia sering berbuntut berbagai konflik.
Konflik di masyarakat yang bersumber pada kekerasan antar kelompok yang meledak secara sporadis di berbagai kawasan di Indonesia menunjukkan betapa rentannya rasa kebersamaan yang dibangun dalam Negara-Bangsa Indonesia, betapa kentalnya prasangka antara kelompok dan betapa rendahnya saling pengertian antar kelompok.
Konflik dipandang sebagai pergulatan yang baik dan jahat, hitam dan putih, kemenangan dan kekalahan, keuntungan dan kerugian.
Dalam masyarakat multikultural, para penyuluh diharapkan dapat menjadi fasilitator perubahan dan ahli dalam mengatasi konflik dan melakukan konsultasi kepada pihak-pihak yang terkait untuk meningkatkan keharmonisan kelompok binaannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka fokus kajian artikel ini adalah kesadaran dan pemahaman tentang keragaman budaya, moderasi beragama dan peran yang dimainkan para penyuluh agama untuk membangun keharmonisan beragama pada masyarakat Indonesia yang multikultur.
- Permasalahan Fokus kajian ini adalah tentang keragaman budaya bangsa Indonesia, bagaimana moderasi beragama dalam keragaman bangsa Indonesia dan bagaimana peran penyuluh agama dalam mewujudkan keharmonisan hidup bangsa Indonesia.
Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah memahami keragaman budaya pada bangsa Indonesia, bagaimana moderasi dalam keragaman bangsa Indonesia dan bagaimana peran penyuluh agama dalam keragaman bangsa Indonesia.
Manfaat yang diharapkan adalah tersedianya kajian tentang keragaman budaya bangsa Indonesia, sikap moderasi dalam keragaman bangsa Indonesia dan peran penyuluh agama dalam kehidupan keragaman Indonesia.
Multikultural (Keragaman) bangsa Indonesia Indonesia dengan keanekaragaman budaya, agama, suku, bahasa yang dimilikinya menunjukkan sebagai salah satu bangsa yang memiliki masyarakat multikultural.
Keragaman budaya merupakan peristiwa alami karena bertemunya berbagai perbedaan budaya di suatu tempat, setiap individu dan kelompok suku bertemu dengan membawa perilaku budaya masing-masing, memiliki cara yang khas dalam hidupnya.
Konsep multibudaya berbeda dengan konsep lintas budaya sebagaimana pengalaman bangsa Amerika yang beragam budaya karena hadirnya beragam budaya dan berkumpul dalam suatu negara
3. Judul jurnal :PERSPEKTIF AGAMA DAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama)
Penulis : Laode Monto Bauto,
Dalam kehidupan manusia, agama dan budaya jelas tidak berdiri sendiri, keduanya memiliki hubungan yang sangat erat dalam dialektikanya; selaras menciptakan dan kemudian saling menegasikan.
Sedangkan kebudayaan adalah sebagai kebiasaan tata cara hidup manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri dari hasil daya cipta, rasa dan karsanya yang diberikan oleh Tuhan.
Agama dan kebudayaan saling mempengaruhi satu sama lain.
Agama mempengaruhi kebudayaan, kelompok masyarakat, dan suku bangsa.
Salah satu agenda besar dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara adalah menjaga persatuan dan kesatuan dan membangun kesejahteraan hidup bersama seluruh warga negara dan umat beragama.
Latar belakang lahirnya agama karena adanya masalah kekuatan yang dianggap lebih tinggi dari kekuatan yang ada pada dirinya sehingga mereka mencari lebih dalam dari mana asal kekuatan yang ada pada alam baik berupa gunung laut langit dan sebagainya, dan ketika mereka tidak dapat mengkajinya maka disembah karena mereka berpikiran, bahwa kekuatan alam itu memiliki kekuatan yang luar biasa dan bisa menghidupi beribu-ribu, bahkan berjuta-juta umat manusia sehingga muncullah agama yang merupakan salah satu usaha manusia untuk mendekatkan diri pada kekuatan supranatural.
Sebelum kita memahami perspektif agama, budaya dan masyarakat, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui penjelasan eksistensi tentang agama.
Agama menyangkut kepercayaan-kepercayaan dan berbagai prakteknya, serta benar-benar merupakan masalah sosial yang pada saat ini senantiasa ditemukan dalam setiap masyarakat manusia.
Di mana fungsi seperti diketahui, menunjuk pada sumbangan yang diberikan agama atau lembaga sosial yang lain untuk memper-tahankan keutuhan masyarakat sebagai usaha aktif yang berlangsung secar terus-menerus.
Konsepsi agama menurut kamus besar bahasa indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan yang mahakuasa serta tata kaidah.
Agama dengan agama hidup itu terarah, dengan seni hidup itu indah, dengan ilmu hidup itu mudah ilmu tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh pengertian lembaga agama.
Penulis masih sering menyaksikan adanya sebahagian anggota masyarakat yang mencampur adukkan antara nilai-nilai agama dengan nilai-nilai budaya yang padahal kedua hal tersebut tentu saja tidak dapat seratus persen disamakan, bahkan mungkin berlawanan.
Demi terjaganya esistensi dan kesucian nilai-nilai agama sekaligus memberi pengertian, disini penulis hendak mengulas mengenai Apa itu agama dan apa itu budaya, dan masyarakat yang memiliki hubungan yang kuat.
Kebudayaan yang berkembang dalam suatu bangsa itu sendiri di namakan dengan kebudayaan lokal, karena kebudayaan lokal sendiri merupakan sebuah hasil cipta, karsa dan rasa yang tumbuh dan berkembang di dalam suku bangsa yang ada di daerah tersebut.
Di dalam kebudayaan suatu pasti menganut suatu kepercayaan yang bisa kita sebut dengan agama.
Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.
4. Judul jurnal : Agama dan Kehidupan Manusia
Penulis : Ramli
Dalam beberapa hal, agama seringkali diyakini sebagai sumber nilai yang menyeluruh dan melingkupi dan bahkan menginspirasi lahirnya nilai-nilai yang kemudian berkembang dalam kehidupan manusia.
Pertemuan antara doktrin agama dan kebudayaan inilah yang terlihat sangat jelas dalam praktik ritual agama, sehingga menyebabkan agama dan kebudayaan sedemikian menyatu di dalam masyarakat.
Dengan demikian, agama memiliki banyak peran dalam kehidupan manusia dan ruang publik.
Namun sejalan dengan perubahan yang terjadi di dunia, bagaimanakah sebetulnya peran agama dalam kehidupan manusia?.
Meskipun perubahan sosial kemasyarakatan, seperti yang diketahui, sudah mulai merubah orientasi untuk memaknia agama pada satu masyarakat, akan tetapi hal itu tidak dapat meniadakan keberadaan agama dalam masyarakat.
Penelitain masyarakat tanpa membicarakan keberadaan agama (agama selain sebagai salah satu faktor yang tidak bisa begitu saja dikesampingkan bahkan juga sedemikian penting dalam masyarakat), maka hasil kajiannya tidak dapat menggambarkan realitas sosial yang lebih lengkap.
Pertemuan antara doktrin agama dan realitas budaya terlihat sangat jelas dalam praktik ritual agama, sehingga hal inilah yang menyebabkan agama dan kebudayaan sedemikian menyatu di dalam masyarakat.
Pertautan antara agama dan realitas budaya dimungkinkan terjadi karena agama tidak berada dalam realitas yang selalu original dalam realitas budaya.
Mengingkari keterpautan agama dengan realitas budaya berarti mengingkari realitas agama sendiri yang selalu berhubungan dengan manusia, yang pasti dilingkari oleh budayanya.
Kenyataan inilah yang banyak memberikan arti bahwa perkembangan agama dalam sebuah masyarakat, baik secara wacana dan praksis sosial, menunjukkan adanya unsur konstruksi dan struktur pemikiran manusia.
Walaupun pernyataan ini tidak berarti bahwa agama semata-mata merupakan ciptaan manusia, akan tetapi adalah hubungan yang tidak bisa dielakkan antara konstruksi Tuhan (seperti yang tercermin dalam kitab-kitab suci) dengan konstruksi manusia (melalui terjemahan dan interpretasi dari nilai-nilai suci agama yang direpresentasikan pada praktek ritual keagamaan).
Akan tetapi, walaupun aneh, unik dan beragam fenomena beragama, khususnya dalam dunia modern ini, tentu tidak mungkin agama itu dapat terus bertahan dalam kehidupan manusia jika agama tidak memiliki fungsi dan peranan bagi individu dan masyarakat.
Dan ini adalah salah satu alasan kebutuhan manusia terhadap agama, yaitu untuk berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Bijaksana dan Suci, agar manusia tidak melakukan pekerjaan yang sia-sia dan tanpa tujuan, karena manusia tidak diciptakan dengan sia-sia di dunia ini.
Fungsi eduksi ini tidak lain adalah ketika agama memiliki peranan untuk membimbing dan mengajarkan manusia melalui lembaga-lembaga pendidikan untuk memahami ajaran agama dan memotivasi manusia untuk membumikan prinsip-prinsip keagamaan dalam setiap sistem perilaku kehidupan....
Di sini, agama menjadi motivasi untuk menggerakkan kesadaran manusia untuk berperilaku dan bertindak benar serta baik menurut agama yang diyakininya.
5. Judul : Ragam Keyakinan dalam Kehidupan Manusia
Penulis : Ledy Dayanti
Animisme berasal dari bahasa latin yaitu anima yang berarti Roh,kepercayaan animisme adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu yangada dibumi baik itu hidup ataupun mati mempunyai roh. Animisme juga memberikan pengertian yang merupakan suatu usahauntuk menjelaskan fakta-fakta alam semesta dalam suatu cara yang bersifat rasional. Contohnya yaitu pada zaman pra islam, ketika ada peristiwa sakit ataukematian yang menimpa ibu yang melahirkan ataupun anaknya, masyarakatakan menyebut bahwa penyebabnya adalah gangguan dari makhluk halus atauroh jahat atau karena santet, sehingga mereka percaya bahwa peristiwa tersebutdapat diatasi dengan adanya ritual dan sesaji untuk menolak bala. Haltersebut dimaksudkan sebagai media untuk mengajukan permohonan kepada ruh yang dianggap mempunyai kekuatan, serta untuk mengharapkan pertolongan dan bantuan guna menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Pengertian Dinamisme
Dinamisme berasal dari bahasa yunani dunamos yang mempunyai artikekuatan atau daya, Kepercayaan dinamisme adalah kepercayaan yangmenyakini bahwa semua benda-benda yang ada di dunia ini baik hidup ataumati mempunyai daya dan kekuatan ghaib. Dinamisme merupakan kepercayaan yang sudah ada sejakzaman manusia purba. Dan memiliki akar budaya yang kuat di indonesia,hingga saat ini masih ada masyarakat yang mempercayai kepercayaan ini. Pulau Buru adalah salah satu pulau yang terbesar di Maluku dan terletak diantara laut Banda dan laut Seram.
Suku Buru sudah terbentuk sejak lama, jadi tidak heran jika merekamasih mempertahankan kepercayaan tradisional yang kental melekat dalamsuku ini. Sebagian dari mereka masih mempertahankan kepercayaan tradisionalyang memuja benda-benda dan roh.
Pengertian Monotheisme
Monoteisme adalah kepercayaan bahwa Tuhan adalahsatu/tunggal dan berkuasa penuh atas segala sesuatu. Intinya,monotheisme adalah faham yang meyakini Tuhan itu tunggal dan personal,yang sangat ketat menjaga jarak dengan ciptaanNya.
Komentar
Posting Komentar