MANUSIA DAN EKSISTENSINYA
MANUSIA DAN EKSISTENSINYA
- Manusia sekular meyakini bahwa manusia adalah makhluk terhebat (superman) yang mempunyai kuasa mutlak atas diri dan nasibnya, termasuk manusialah penentu arah kehidupan di alam semesta ini (antroposentrisme).
- Kehebatan manusia ini disebabkan oleh adanya akal dan panca indera pada diri manusia yang keduanya mampu untuk menganalisa berbagai hal yang kemudian menentukan hal terbaik untuk manusia.
- Keyakinan manusia pada kemampuan akalnya ini disebut dengan rasionalisme dan keyakinan manusia pada panca inderanya disebut empirisme.
- Kesimpulan yang didapat dari pertemuan antara rasinalisme dan empirisme inilah yang disebut dengan temuan atau bukti ilmiah.
- Semua hal yang tidak rasional dan tidak empirik maka harus ditolak.
- Manusia hanya terdiri dari fisik dan psikis yang semuanya adalah materi
- Fisik manusia adalah unsur utama sehingga kalau fisik mati maka mati juga psikis
- Hidup manusia hanya untuk mengejar kebutuhan materi
- Tujuan akhir hidup adalah kesenangan materi.
- Manusia sebagai basyar tunduk pada takdir Allah, sama dengan makhluk lain. Manusia sebagai indan dan al naas bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki kebebasan dalam memilih untuk tunduk atau menentang takdir Allah.
- Fase Alam Arwah - mengadakan perjanjian dan menerima amanat
- Fase Alam Rahim - perkembangan untuk menjadi manusia
- Fase Alam Dunia - melaksanakan janji dan amanat
- Fase Alam Barzah - menunggu dan diganjari
- Fase Alam Akhirat - pertanggungjawaban atas janji dan amanat
- Tanggung Jawab sebagai hamba Allah
- #Menegakkan keadilan, baik terhadap diri sendiri maupun keluarga
- Tanggung jawab sebagai Kholifah Allah
- Peran sebagai Kholifah (belajar, mengajarkan ilmu, membudayakan ilmu).
Demikian juga, seekor anak biri-biri diciptakan agar bisa menjadi biri-biri dewasa yang nantinya berguna bagi manusia. Semakin banyak yang diketahuinya, maka semakin banyak yang bisa dicapainya dengan pengetahuan itu. Terkadang dikatakan bahwa tujuan hidup manusia adalah kebahagiaan dalam pengertian bahwa selama manusia itu hidup, maka dia harus menikmati manifestasi penciptaan, serta tidak mengalami gangguan yang disebabkan oleh makhluk selainnya.
Dengan demikian, tujuan dan tempat kembali
yang ditawarkan oleh lslam adalah Tuhan. Di dalam ayat-ayat Alquran yang
menjelaskan tentang manusia yang sempurna serta ke mana mereka menyandarkan
seluruh tujuannya, Alquran mengatakan bahwa mereka telah mengerti dengan
sungguh-sungguh tujuan hidup mereka dan berusaha mencapainya semaksimal mungkin. "
berkata, "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang
menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang
benar, dnn aku bukanlah termasuk orang-orınp yong mempersekutukan
Tuhan." Di surah yang sama juga dikatakan, Sesungguhnya salatku, ibadah
ku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta
alam." . Inilah konsep tauhid yang diajarkan oleh
Alquran, sebuah konsep yang bukan hanya berdasarkan pada rasionalitas
semata, tetapi juga sebuah pemikiran yang menegaskan bahwa alam dan
penciptanya tidak bisa dipisahkan.
Konsep ini mencakup keyakinan dan itikad manusia
yang mengakui bahwa hanya ada satu Pencipta, yang menjadi tujuan
perjalanannya, dan satu-satunya yang bernilai dan bermakna
baginya. Oleh karena itu, di dalam lslam, segala sesuatu
berputar pada sebuah lintasan yang mengelilingi titik pusat di mana Tuhan
"berada". Di dalam ayat kedua yang dikutip
sebelumnya , Nabi İbrahim as. Pengakuannya juga telah
menempatkan dirinya sebagai hamba Tuhan semata, pengakuan hanya kepada
hukum dan aturan-Nya, dan tak ada satu pun yang dapat mengaturnya selain
Tuhan.
" Di dalam Surah al Ahzab ayat d5 dan 46
dikatakan, "Hat Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk
jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untu cohpyp yanq
menerongi."Dengan demikian, nabi menjadi penyaksi terhadap perbuatan
manusia, sebagai penyeru kepada kebaikan dan yang memberi peringatan
terhadap bahaya keburukan. Nabi adalah manusia terpilih yang mengajak
manusia kepada Tuhan sebagai puncak dari segala tujuan manusia itu sendiri. Di
ayat yang lain, Alquran menyebutkan bahwa tujuan diutusnya para nabi
adalah "Sesun9guhnya Kami telah men9urus rosul-rosul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama merefrıı Al Kitab dan
neraca supaya manusia dayat melaksanakan
keadilan." . Keadilan, seperti yang dipahami oleh banyak
orang seperti lbnu Sina, jelas tidak mungkin dapat dicapai di dalam sebuah
komunitas masyarakat tanpa adanya hukum yang adil.
Sayangnya, hukum yang adil ini tidak dapat
dibuat oleh manusia sendiri karena dua alasan. Pertama, manusia tidak
dapat menetapkan sebuah kebenaran yang bebas dari subjektivitasnya. Hukum
haruslah bukan suatu perangkat yang dibuat oleh manusia dengan segala
kelemahannya. Hukum dalam hal ini, haruslah aturan yang ditetapkan
oleh Tııhan Yang Mahasempurna yang mana manusia harus mematuhinya dengan
kesadaran yang paling dalam.
Meskipun ibadah disyariatkan untuk mencegah
manusia dari kealpaannya terhadap Pembuat Peraturan dan selalu mengingatkannya
pada Tuhan yang selalu mengawasinya, namun dengan argumen di
atas, maka mengajak manusia untuk kembali kepada Tuhan mempunyai maksud
yang lain. Artinya, pengenalan dan iman kepada Allah dan hari akhir
menjadi syarat awal dalam penegakan kehidupan yang adil tersebut. Dalam
pengertian ini, keadilan adalah spiritualitas manusia yang sekunder yang
dîpersyaratkan dalam kehidupan sosialnya, yang mana kehidupan sosial yang
damai tak mungkin tercapai tanpa hukum dan keadilan itu sendiri. Jadi
meskipun kita harus memperhatîkan berbagai masalah-masalah sosial yang banyak
terjadi selama ini sebagai sesuatu yang penting dalam hubungannya dengan tujuan
diutusnya para nabi, namun tetap saja kita menganggap bahwa persoalan itu
adalah bagian sekunder.
Ketiga, kita memisahkan antara misi para
nabi di satu sisi dan tujuan penciptaan di sisi yang lain. Dalam hal
ini, kita dapat menganggap bahwa salah satu dari tujuan itu adalah tujuan
utama sedangkan yang kedua adalah tujuan pelengkap. Dengan
demikian, kita dapat menghilangkan asumsi yang menjadikan sam di antara
tujuan itu menjadi syarat awal bagi tujuan lainnya. Alquran adalah kitab
tauhid yang merujukkan semua hal kepada konsep tauhid tersebut.
" 4 ' 'l- Al-Quran juga menjadi kitab yang
merepresentasikan semua sifat dan nama Allah dalam bentuk yang paling sempurna
seperti yang difirmankan-Nya, ‘Dialah Allah, tidak ada Tuharı
melairıkan Dia, Dia mempunyai nama-nama yani
baik." . "Atau dalam firman-Nya yang lain, ‘Don Allah
mempunyai sifat Yang Mahatinggi." . Ayat-aYat ini menjelaskan
bahwa tak ada satu pun yang bersekutu dengan Allah, tak ada
tandingan-Nya, dan bahwa semua kekuatan hanyalah milik-Nya. Oleh
karena itu, tauhid mengajarkan bahwa tidak ada satu pun tujuan yang
fundamental, tujuan yang berdiri sendiri, ataupun tujuan tertinggi selain
tujuan kepada Allah.
Itulah perbedaan pemahaman orang yang memilih
lslam dengan orang yang memahami sebuah mazhab filsafat tentang tujuan hidup
manusia. Sebenarnya apa yang diajarkan lslam itu pada hakikatnya sama
dengan apa yang telah dipahami oleh banyak orang, namun yang membedakannya
hanyalah sudut pandang semata. Dan yang harus dipahami adalah, Islam
memandang segala sesuatu dalam perpektif tauhid yang sempurna itu. Seperti
yang telah kita diskusikan sebelumnya, di dalam filsafat dikatakan bahwa manusia
telah mencapai suatu pemahaman bahwa alam ini diatur oleh hukum yang konstan
dan tidak dapat diubah.
Tentang pemahaman ini, sebenarnya Alquran juga
mengatakannya namun dengan bahasa yang lebih llahiah maknanya. Allah
berfirman, "Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian
bagi hukum Allah, dan sekali-kali tidak akan menemui penyimpangan bagi
hukum Allah itu." Seperti halnya konsep keadilan sosial, Alquran
bukan hanya menerima konsep tersebut, tetapi juga menyebutnya sebagai
kondisi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, walaupun tetap
ditekankan bahwa keadilan sosial bukanlah tujuan utama, juga bukan
prasyarat bagi kebahagiaan hakiki manusia. Menurut
Alquran, manusia hanya dapat menikmati kebahagiaan yang datang dari Allah, karena
hanya Dialah yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup manusia. "
Allah berfirman, " Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram demen men9inqnt Allah.
HanyaAlIahyangdapat memberikan ketenteraman ke
dalam hati-hati manusia yang diliputi kecemasan dan
ketakutan. Selain itu, ketika menjelaskan tentang salat, Allah
juga memberikan keterangan yang lain dalam firman- Nya, "Sesungguhnya salat itu mencegah dari adalah lebih besar ." Q 4sI lslam menegaskan
bahwa sesungguhnya manusia diciptakan untuk mengabdi kepada Allah dengan
penghambaan yang sebenarnya, mengenal Allah dan mencari kedekatan ker
ada-Nya, karena hanya dengan jalan itulah manusia akan menemukan
kekuatan. Semua sistem sosial, pasti memiliki sasaran-sasaran tertentu
yang menjadi kecenderungan individu dalam sistem masyarakatnya, sehingga
dapat dikatakan bahwa tanpa sasaran tersebut kehidupan sosialnya menjadi tidak
mungkin. Kelompok ini biasanya dibangun oleh beberapa orang yang berbagi
tugas, ada yang menyediakan modal, dan lainnya menyediakan tenaga
kerja.
Namun ada juga pendapat yang lain, pendapat
Bertrand Russel rnisalnya, bahwa dasar dan asal etika sosial adalah
kepentingan individu dalam anggota masyarakat. Mereka menganggap bahwa
etika sosial adalah bentuk kesepakatan antarindividu dalam sebuah komunitas
yang dengan kesepakatan itu mereka dapat melidungi kepentingan-
kepentingannya. Dari pemahaman ini, kita menganggap bahwa pandangan
Russel itu berbeda dengan filsafat yang dianutnya. Russel adalah seorang
humanitarian , namun pada saat yang sama filsafatnya bertentangan
dengan humanitarianisme itu sendiri.
Jika Nixon dan Brezhnev mempunyai kekuatan yang
sanna, maka mereka akan memperhitungkan segala aspek dalam hubungan
keduanya demi menjaga kepentingannya masing-masing. Dalam kasus
ini, kritik Russel terhadap Amerika yang memerangi Vietnam menjadi tidak
ada artinya. Dalam beberapa kasus, pemikiran Russel dan
pengikut-pengikutnya tampak tidak bijaksana karena bisa saja pemikiran mereka
membiarkan yang kuat untuk menindas yang lemah. Jika yang lemah tidak
mampu melawan yang kuat, satu-satunya cara yang harus mereka lakukan agar
bisa bertahan hanyalah berusaha menjadi kuat.
Mungkin beberapa pandangan yang lain juga
didasarkan pada tujuan yang bersifat material, akan tetapi
pandangan-pandangan tersebut seharusnya tetap memperhatikan 'ang lemah dalam
masyarakat tersebut. Jika penyebab-penyebab munculnya kekuatan dan
kelemahan itu dapat dicegah dan diatasi, semua anggota masyarakat akan
berada pada tingkat dan derajat yang sama. Selanjutnya, jika mereka
memiliki kekuatan yang sama, mereka akan saling menghormati satu sama
lain. Menurut pandangan ini, kesamaan derajat antaranggota masyarakat
adalah sesuatu yang mungkin jika kepemilikan dan kekayaan pribadi dapat dihapuskan, mereka
mempercayai bahwa perbedaan anggota suatu masyarakat adalah karena kepemilikan
dan kekayaan yang berbeda-beda, karenanya kekayaan dan kepemilikan
dianggap sebagai bentuk kedurhakaan.
Menurut mereka, ketidakadilan akan dapat
dihapuskan dalam sebuah masyarakat yang semua anggotanya mempunyai tujuan yang
bersifat material seperti ini, yakni jika masyarakat tersebut dikelola
seperti pengelolaan sebuah perusahaan. Penekanan mereka hanyalah pada
kepemilikan yang mereka anggap sebagai sumber kezaliman dan
penindasan. Mereka menganggap bahwa kondisi inilah yang dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif demi terwujudnya
keadilan, ketenangan, ketenteraman yang di dalamnya akan terbentuk
moral yang baik pula. Ternyata di dalam suatu masyarakat, kepemilikan
pribadi bukanlah satu-satunya faktor untuk mencapai status sosial yang lebih
tinggi.
Pertama, status seseorang tidak hanya
karena uang dan banyaknya transaksi yang dimilikinya, ada banyak faktor
lain yang dapat menambah nilai seseorang di mata orang lain. Seorang
perempuan yang lebih cantik dari perempuan lainnya, akan dianggap bernilai
lebih, padahal kecantikan tidak ada hubungannya dengan
kepemilikan . Sesuatu yang lebih dari penting dari kepemilikan materi
itu adalah kedudukan dan status sosial, salah satu faktor yang menyebabkan
seseorang yang kaya raya, Nelson A. Rockefeller , selalu
bermimpi untuk menjadi Presiden Amerika. Kadang- kadang, keinginan
untuk mendapatkan kedudukan seperti ini membuat seseorang rela menghabiskan
semua kekayaannya, mereka menganggap bahwa ketenaran dan kemasyhuran
adalah kekuatan manusia yang paling besar.
Manusia selalu menganggap bahwa dirinya
mempunyai derajat yang tinggi jika dia dihormati oleh orang lain, tak
perduli apakah penghormatan itu karena ketaatan, kasih sayang, atau
bahkan ketakutan. Kadang- kadang, hal-hal inilah yang dianggap sangat
berharga bagi banyak orang. Ada banyak faktor lain yang bahkan orang
komunis sekalipun tidak bisa menolaknya. Kedua, ketika
kebutuhan-kebutuhan dasar sudah terpenuhi, bahkan di dalam masyarakat
komunis sekalipun, tetap ada kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan dan
mencari keuntungan yang lebih besar.
Seorang petani di Soviet mungkin saja tidak
pernah melakukan perjalanan walapun hanya sekali dalam hidupnya, sementara
seorang pemimpinnya sudah membuang sebuah pesawat pribadi yang
dimilikinya. Juga kita tidak dapat menganggap bahwa, di dalam
komunisme, setiap orang akan mendapatkan keuntungan yang sama dari
kekayaan yang dimiliki oleh negara. Seorang pegawai yang mempunyai posisi
dan jalatan yang lebih tinggi pasti akan memperoleh kompensasi yang lebih
banyak daripada pegawai rendahan. Apa yang penting dari penjelasan ini
adalah, di dalam masyarakat komunis sekalipun, selalu ada keinginan
dan kebutuhan manusia untuk melakukan pengorbanan serta melepaskan keterikatan
pada hal- hal yang bersifat materi.
Contohnya, seorang pejuang yang menuju
medan perang kemudian terbunuh, maka terbunuhnya pasti bukan karena
mencari keuntungan material semata. Oleh karena itu, pemikiran yang
paling materialistis sekalipun tidak akan dapat menghilangkan nilai-nilai
spiritual manusia, walaupun rnisalnya hal itu akan menyebabkan seseorang
mengagungkan sesuatu yang bisa jadi
dipertuhankannya. Sebuah mazhab pemikiran yang
mendasarkan sistem kemasyarakatan pada keuntungan material semata, tidak
akan bisa komprehensif dan praktis. Mereka bersikap
seolah-olah sistem dan pemahaman mereka di atas segalanya, padahal dalam
kenyataannya, sistem yang mereka anut hanyalah salah satu cara untuk
mendapatkan kepuasan-kepuasan hidup.
Tidak ada sesuatu yang bersifat sakral dalam
sebuah rancangan, desain hanyalah alat bantu dalam pelaksanaan konstruksi
bangunan yang diinginkan. Rancangan yang terbaik adalah bagian dari
bangunan itu sendiri. Anggapanyang mengatakan bahwasistem komunisme adalah
yang terbaik dalam sistem kemasyarakatan adalah klaim yang non
serıse, komunisme tak lebih dari salah satu alat dalam membangun sebuah
masyarakat. Kadang-kadang, alat dianggap sebagai sesuatu yang sakral
yang karenanya seseorang mau mengorbankan seluruh hidupnya.
Para pengikut komunisme mungkin menyadari bahwa
akar pemikiran mereka sangat rapuh, namun mereka tetap saja menanamkan
semangat kepada dirinya, dan juga kepada orang lain, untuk tetap
rela berkorban demi pemikiran komunisme yang didewa-dewakannya. Sekarang
marilah kita disk usikan apa sebenırnya yang terdapat di dalam suatu nilai dan
tujuan spiritual. Ketika seseorang melakukan suatu kewajiban dengan hati
tulus, maka itu pasti dilakukannya demi mencapai satu tujuan
tertentu, sebuah tujuan yang sangat berarti baginya, tak perduli
tujuan itu bersifat material ataupun spiritual. Dari sudut pandang
materi, seseorang pasti melakukan sesuatu yang berguna baginya dan juga
demi kelangsungan hidupnya.
Segala sesuatu yang bersifat rnateri merupakan realitas fisik yang dibutuhkan oleh tubtih biologis manusia, seperti halnya berolah raga yang sangat penting bagi tubuh walaupun bukan sesuatu yang substansial. Berbuat baik kepada orang lain, bisa jadi tidak memberikan manfaat materi sanna sekali bagi orang yang melakukan kebaikan itu, demikian juga bagi seseorang yang melakukan sesuatu yang berguna bagi orang banyak dan generasi mendatang. Seseorang ada yang melakukan kerja keras dalam sebuah lembaga pendidikan demi mempersembahkan sesuatu bagi generasi selanjutnya. Orang tersebut bisa jadi tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, atau telah menghabiskan waktunya tanpa mendapatkan kompensasi yang cukup dari pekerjaannya.
Spiritualitas adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sehingga sekiranya kita tidak mempercayai Tuhan, maka segala sesuatu menjadi tidak punya batasan, semua hal akan dibolehkan. Pikiran-pikiran Marxisme maupun materialisme mempunyai keganjilan di dalamnya ketika mengklaim bahwa mereka tidak mempercayai adanya nilai spiritualitas, ataupun humanitas. Jika mereka menyebutkan humanisme , yang mereka maksud tak lebih dari sebuah masyarakat tanpa kelas.
Menurut mereka, manusia yang sempurna maupun yang tidak sempurna dengan semua kecacatannya, adalah muncul karena adanya kepemilikan pribadi dan karena adanya perbedaan kelas sosial-ekonomi di dalam masyarakatnya. Mereka tidak mempercayai adanya sisi penyempurnaan manusia yang lain, pun tidak meyakini adanya evolusi kemanusiaan manusia. Dalam keyakinan mereka, manusialah yang membentuk dirinya sendiri, bukan lingkungan, bukan pula takdir Tuhan, sehingga karena itulah manusia bertanggung jawab untuk dirinya sendiri. Apa pun yang dipilih dan dilakukan oleh seseorang pasti baik .
Dengan dasar inilah, seseorang harus bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan oleh orang lain yang mencontoh perbuatannya. Kita dapat melihat, tanggung jawab yang disebutkan dalam konsep ini adalah sesuatu yang bersifat spiritual, bukan materi. Bagi penganut materialisme, mungkin mereka bisa mengatakan bahwa setiap orang memiliki hati nurani yang dari nurani itulah muncul tanggung jawab. Seandainya mereka mempercayai bahwa manusia mempunyai dua kepribadian, yakni sifat-sifat hewan dan sifat-sifat manusia sekaligus, dan ketika seseorang melakukan pelanggaran maka sifat-sifat hewan itu akan dihukum oleh sifat-sifat manusianya, hal itu bisa menjadi suatu pemahaman yang lain.
Sayangnya, mereka tidak mempercayai adanya hati nurani. Pada keadaan tertentu, kaum materialis mempercayai keharusan bertanggung jawab yang sifatnya spiritual. " Mereka mengatakan, "Saya bertanggung jawab kepada umat manusia sekarang ini, juga untuk generasi yang akan datang. Mereka adalah penganut materialisme yang mencoba mewujudkan suatu bentuk humanisme agar orang lain bisa menerimanya.
Satu- satunya keuntungan yang diperoleh dari melakukan sesuatu yang disenangi adalah wawasan yang lebih luas. Demikian pula hal-hal yang menyangkut etika akan memberikan kesenangan tersendiri bagi orang yang melakukannya'’ Epicurus, seorang filsuf Yunani, mendukung pemikiran ini. Namun kemudian, di dalam pemikirannya yang asli, Epicurisme dianggap mempercayai kebahagiaan spiritual yang lebih abadi dan lebih menenangkan. Kecintaan seperti ini memberikan kenikmatan tersendiri bagi orang yang merasakannya.
Namun, jika kita tidak dapat menjelaskan sifat kesempurnaan manusia secara ilmiah, setidaknya kita dapat melihat bagaimana pandangan Alquran dalam menjelaskan sifat-sifat manusia sempurna tersebut.
Di samping itu, ada mazhab pemikiran lain yang menganggap keindahan adalah esensi kesempurnaan manusia, bukan hanya keindahan fisik yang sebenarnya tidak esensial, tetapi lebih pada keindahan batin dan moralitas yang tinggi. Mereka mengatakan bahwa kebenaran itu baik hanya karena ia indah. Kekuatan dan kelemahan juga berasal dari kategori yang sarrıa. Di dalam etika Socratis, semua hal didasarkan pada keindahan ataupun keburukan intelektual.Puisi, seni, dan keaslian berarti kreasi keindahan dan yang menciptakan keindahan pasti memiliki keindahan dalam dirinya. Hanya jiwa yang indah yang dapat menulis puisi atau menghasilkan lukisan yang indah pula. Ada sebuah cerita tentang seorang Rafa Qajar yang membuat baris pertama dari sebuah sajak namun tidak mampu membuat baris keduanya. Dia kemudian mencari contoh dari beberapa sajak yang sudah ditulis sebelumnya.
Akhirnya, dia menemukan sajak yang sangat cocok untuk baris kedua seperti yang dia inginkan. Menurut pandangan lslam, Tuhan bukanlah pencipta laiknya seorang bapak yang melahirkan anak-anaknya. Logika lslam tentang Tuhan jauh lebih tinggi dari konsep seperti itu. Tidak ada sesuatu pun yang dapat diperbandingkan dengan Allah.
Alquran berkata, "adalah cahaya langit dan bumi". Ayat ini mengandung arti bahwa Allah adalah diri-Nya sendiri, segala sesuatu selain-Nya tergantung kepada wujud-Nya. Di tempat lain, Alquran mengatakan bahwa hanya Allah yang menjadi kebenaran mutlak. Alquran juga berkata, "Kami akan memperlihatkan kefada mereka tonda-tanda dari kami di segala wilayah bumi dQn pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar."
Kita meyakini bahwa tujuan
yang sebenarnya adalah kebenaran, yakni Tuhan itu sendiri. Hanya
tauhid yang diajarkan oleh lslam yang dapat memahami tujuan agung
ini. Demikian juga keadilan, ia hanya untuk menghilangkan
kecenderungan sifat binatang dalam diri manusia dan membuang pembatas-pembatas
yang menjauhkan manusia dari jalan kebenaran. Dan tentang
cinta, dengan segala pengaruh dan rasa yang ditimbulkannya, cinta
membantu manusia mencapai kebenaran.
Dan lslam memandang, hubungan seperti
inilah yang menjadi jalan dalam proses penyempurnaan kemanusiaan, jalan
yang tanpa batas dalam perjalanan panjang manusia kembali ke awalnya.
Komentar
Posting Komentar